Kamis, 24 Oktober 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI



A.  Judul                                 
 Percobaan Korosi Pada Logam ( Paku )
B.  Tujuan              
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat korosi
C.  Landasan Teori
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam,Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e
Katode : O2 + 2H2O → 4e  + 4 OH
                Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

                                              Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V

                Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

                                    O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
                                                                      atau
                                    O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
          Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.  
a.       Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1)   Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2)   Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya :                                    Fe → 2 Fe2+ + 4e-
              Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal pada logam.                          Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju kesana   (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- —–> 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.
Reaksi perkaratan besi
a.
Anoda: Fe(s) → Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
2 H2O + O2 + 4e- → 4OH-
b.
2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe → 3Fe2+ + 4OH- + H2 
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O

Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Faktor yang mempengaruhi Korosi :
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1.     Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2.     Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.     pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode  yaitu:           2H+(aq) + 2e- → H2
4.     Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5.     Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6.     Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7.     B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. COakan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
D.  Alat  dan Bahan
1.    gelas gelas aqua gelas aqua sebanyak 8 buah
2.    paku besi yang tidak berkarat sebanyak 8 buah.
3.    Plastik bening dan karet gelang
4.    Air
5.    Larutan garam (NaCl)
6.    Larutan cuka (HCl)
E.  Cara kerja
1.       Menyusun rangkaian percobaan dengan 8 buah gelas gelas aqua gelas aqua seperti berikut :
v  4 buah gelas gelas aqua gelas aqua terbuka , masing-masing berisi :
·         Gelas gelas aqua ke 1 : paku
·         Gelas gelas aqua ke 2 : paku + air
·         Gelas gelas aqua ke 3 : larutan NaCl + paku
·         Gelas gelas aqua ke 4 : larutan cuka (HCl) + paku
v  4 gelas gelas aqua tertutup masing-masing berisi :
·         Gelas gelas aqua  ke 1 : paku
·         Gelas gelas aqua ke 2  : paku + air
·         Gelas gelas aqua ke 3  : paku + larutan garam (NaCl)
·         Gelas gelas aqua ke 4  : paku + larutan cuka (HCl)

2.       Mengamati keadaan paku setiap hari selama 14 hari
3.       Mencatat setiap perubahan yang terjadi

F.   Hasil
Agua
Keterangan
A
Paku diletakkan di dalam gelas aqua terbuka (tanpa air)
B
Paku diletakkan di dalam gelas aqua terbuka berisi air dan paku dibiarkan tenggelam sepenuhnya.
C
Paku diletakkan di dalam gelas aqua terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
D
Paku diletakkan dalam gelas aqua terbuka berisi larutan cuka (CH3COO), dan paku dibiarkan dalam keadaan tenggelam
E
Paku diletakkan dalam gelas aqua kosong yang tertutup
F
Paku diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.
G
Paku diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku diatur sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
H
Paku diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi larutan cuka (CH3COO)

HARI KE-1 Sabtu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Tidak terjadi perkaratan pada paku. Tidak terjadi perubahan apapun.
A. B
Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku dan sebagian lagi larut dalam air. Warna air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan.
A. C
Mulai terjadi perkaratan pada bagian yang terendam air, sedangkan bagian yang tidak terendam masih dalam kondisi awalnya. Air mulai berubah menjadi kekuningan
A. D
Tidak terjadi perkaratan. Air cuka masih dalam keadaan bening.
A. E
Tidak terjadi perkaratan. Paku masih dalam kondisi awalnya.
A. F
Mulai terjadi perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku, dan sebagian lagi larut dalam air. Air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan, tetapi warna air lebih muda jika dibandingkan dengan gelas aqua B
A. G
Terjadi sedikit perkaratan pada bagian yang terendam. Air berubah menjadi bening, tetapi warna air tersebut lebih muda jika dibandingkan gelang gelas aqua C.
A. H
Tidak terjadi perkaratan. Paku terlihat sangat bersih dan seperti baru. Paku terlihat lebih bersih daripada paku pada paku pada gelas aqua D.

HARI KE-2 Minggu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Tidak mengamati karena hari libur
A. B
Tidak mengamati karena hari libur
A. C
Tidak mengamati karena hari libur
A. D
Tidak mengamati karena hari libur
A. E
Tidak mengamati karena hari libur
A. F
Tidak mengamati karena hari libur
A. G
Tidak mengamati karena hari libur
A. H
Tidak mengamati karena hari libur

HARI KE- 3 Senin

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Bercak-bercak karat mulai terlihat semakin jelas pada paku.
A. B
Warna air semakin coklat. Karat pada paku semakin banyak. Terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas aqua.
A. C
Pada bagian yang terendam karat semakin banyak dan warna air terlihat semakin tua karena karat yang larut dalam air semakin banyak. Pada bagian yang tidak terendam mulai tampak sedikit bercak-bercak karat.
A. D
Paku terlihat semakin bersih dan warnanya terlihat sedikit mengalami penuaan (menjadi abu-abu kehitaman).
A. E
Bercak-bercak karat mulai tampak jelas pada paku.
A. F
Karat semakin bertambah banyak. Karat yang larut di dalam air juga semakin banyak. Warna air semakin tua dan terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas aqua.
A. G
Bagian yang tidak terendam sudah mulai mengalami sedikit perkaratan. Pada bagian yang terendam, karat semakin banyak sehingga menyebabkan air semakin berwarna coklat.
A. H
Paku terlihat semakin bersih dan menghitam.




HARI KE- 4 Selasa

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat mulai menyebar hampir keseluruh bagian paku, tetapi masih berupa bercak-bercak.
A. B
Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat. Endapan karat di dasar gelas gelas aqua mulai bertambah.
A. C
Karat yang menempel pada paku yang terendam maupun karat yang larut dalam air semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Pada bagian yang tidak terendam pertambahan karat juga terjadi.
A. D
Paku terlihat semakin hitam dan bersih. Tak ada ditemukan karat.
A. E
Karat bertambah banyak dan menyebar keseluruh bagian paku. Namun tidak terlalu jelas terlihat karena masih berupa bercak-bercak.
A. F
Air semakin coklat dan terlihat mulai memekat. Endapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
A. G
Pada bagian yang tidak terendam karat mulai semakin tampak. Pada bagian yang terendam karat semakin banyak dan karat yang larut dalam air pun juga semakin banyak, mulai terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas aqua.
A. H
Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat.

HARI KE- 5 Rabu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat terlihat semakin jelas dan semakin banyak
A. B
Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai terlihat memekat. endapan pada dasar gelas aqua semakin banyak.
A. C
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin bertambah banyak. Air mulai sedikit memekat. Warna air semakin coklat. Endapan pada dasar gelas aqua sudah terlihat.
A. D
Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat. Air cuka tetap bening.
A. E
Karat mulai bertambah dan terlihat semakin jelas.
A. F
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat. Air mulai terlihat memekat. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah.
A. G
Pertambaha karat terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin coklat dan endapan pada dasar gelas gelas aqua mulai semakin tampak. Air mulai sedikit memekat.
A. H
Paku terlihat makin hitam. Tak ada karat.

HARI KE- 6 Sayas

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat semakin banyak
A. B
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
A. C
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin bertambah banyak. Air mulai semakin memekat. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor. Endapan pada dasar gelas aqua mulai bertambah.
A. D
Paku semakin menghitam dan bertambah bersih
A. E
Karat semakin jelas dan bertambah pada seluruh bagian paku
A. F
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor. Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah.
A. G
Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin coklat. Endapan juga terlihat semakin banyak. Air memekat.
A. H
Paku terlihat semain bersih dan semakin hitam.

HARI KE- 7 Jum’at

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat terlihat semakin banyak pada seluruh permukaan paku, tetapi karat yang terbentuk ini masih berupa lapisan tipis.
A. B
Karat semakin bertambah banyak dan warna air semakin coklat serta air mulai terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
A. C
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin bertambah banyak. Air semakin memekat. Warna air semakin coklat dan tampak kotor. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah.
A. D
Paku terlihat semakin bersih dan warnanya juga menjadi semakin hitam
A. E
Paku semakin terlihat jelas dan juga bertambah banyak.
A. F
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat kotor. Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas gelas aqua semakin bertambah.
A. G
Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin coklat dan nampak kotor. Endapan juga terlihat semakin banyak. Air semakin pekat.
A. H
Paku mengitam dan tak ditemukan karat.

HARI KE- 8 Sabtu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat terlihat semakin banyak dan membentuk lapisan yang cukup tebal pada beberapa bagian paku
A. B
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air semakin pekat. Endapan karat pada dasar gelas gelas aqua juga bertambah tebal.
A. C
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin bertambah banyak dari hari sebelumnya. Air terlihat semakin pekat. Warna air semakin coklat dan tampak kotor. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah banyak dan tebal.
A. D
Warna paku terlihat semakin hitam dari hari sebelumnya. Tak ada karat.
A. E
Karat pada paku semakin banyak dan membentuk lapisan yang agak tebal pada beberapa bagian paku
A. F
Karat semakin bertambah banyak pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Warna air semakin coklat dan kotor. Endapan  karat semakin banyak.
A. G
Perkaratan terjadi pada seluruh bagian paku, baik yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin coklat, pekat dan tampak kotor. Endapan semakin banyak.
A. H
Warna paku semakin hitam dan tak ada karat.

HARI KE- 9 Minggu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Tidak mengamati karena hari libur
A. B
Tidak mengamati karena hari libur
A. C
Tidak mengamati karena hari libur
A. D
Tidak mengamati karena hari libur
A. E
Tidak mengamati karena hari libur
A. F
Tidak mengamati karena hari libur
A. G
Tidak mengamati karena hari libur
A. H
Tidak mengamati karena hari libur

HARI KE- 10 senin

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Tidak mengamati karena hari libur
A. B
Tidak mengamati karena hari libur
A. C
Tidak mengamati karena hari libur
A. D
Tidak mengamati karena hari libur
A. E
Tidak mengamati karena hari libur
A. F
Tidak mengamati karena hari libur
A. G
Tidak mengamati karena hari libur
A. H
Tidak mengamati karena hari libur

HARI KE- 12 Selasa

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Tidak mengamati karena hari libur
A. B
Tidak mengamati karena hari libur
A. C
Tidak mengamati karena hari libur
A. D
Tidak mengamati karena hari libur
A. E
Tidak mengamati karena hari libur
A. F
Tidak mengamati karena hari libur
A. G
Tidak mengamati karena hari libur
A. H
Tidak mengamati karena hari libur

HARI KE- 12 Rabu

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat semakin bertambah, hampir meliputi seluruh permukaan paku dan lapisan tipisnya juga sudah mulai mengalami penebalan.
A. B
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai tanah, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas aqua.
A. C
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor.
A. D
Paku terlihat semakin hitam dan warna air cuka terlihat semakin kuning.
A. E
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa lapisan tipis.
A. F
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan sangat kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
A. G
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar gelas gelas aqua.
A. H
Paku semakin hitam, dan air terus bertambah kuning.

HARI KE- 13 Sayas

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami penebalan dan merata hampir ke seluruh permukaan paku.
A. B
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai tanah, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas gelas aqua.
A. C
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor. Endapan di dasar gelas gelas aqua juga semakin bertambah banyak.
A. D
Bagian paku yang muncul ke permukaan mengalami perkaratan yang sangat cepat. Karat yang muncul berlapis lapis dan sangat tebal.
A. E
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
A. F
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air dan volume paku terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan sangat kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
A. G
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar gelas gelas aqua.
A. H
Bagian yang muncul kepermukaan pada gelas gelas aqua ini juga mengalami hal yang serupa dengan apa yang terjadi pada gelas aqua D. Karat mulai menjalar keseluruh bagian paku termasuk ke bagian yang masih terendam.

HARI KE- 14 Jum’at

KEADAAN OBJEK YANG DIAMATI
A. A
Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami penebalan dan merata hampir ke seluruh permukaan paku.
A. B
Karat semakin bertambah banyak dan membentuk gumpalan-gumpalan padat. Warna air semakin, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas aqua.
A. C
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan sangat kotor. Volume air terus berkurang dan hampir mengering. Endapan di dasar gelas gelas aqua juga semakin bertambah banyak.
A. D
Karat yang sangat tebal terbetuk pada seluruh permukaan paku. Air cuka berubah menjadi laruta. Karatnya jauh lebih kotor dibandingkan karat pada gelas gelas aqua biasa berisi air.
A. E
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
A. F
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan sangat kotor. Endapan pada dasar gelas gelas aqua juga semakin banyak dan memadat.
A. G
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat, bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah pada dasar gelas gelas aqua. Volume paku mengalami pengurangan.
A. H
Karat terus bertambah banyak dan terus menebal membentuk lapisan tebal pada seluruh permukaan paku.

G.  Pembahasan
Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering terjadi adalah perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya besi bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang terhidrasi (Fe2O3.nH2) . Proses perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal dari udara dan reduksi oksigen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :
1.      Oksige
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi.
2.      Air dan kelembaban udara
Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi.
3.      Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.
Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan besi tersebut dan juga menyelidiki faktor-faktor (oksigen, air dan keelektrolitan) yang mempengaruhinya serta membuktikan kebenaran teori yang saya dapat, saya melakukan penelitian selama 14 hari dengan membuat 8 kondisi berbeda pada masing masing gelas gelas aqua. Pengkondisian tersebut adalah sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan mengenai korosi. Saya menemukan bahwa dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Keberadaan oksigen (O2)
b)      Keberadaan H2O
c)      Keelektrolitan larutan
Pengaruh factor-faktor tersebut saya simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat pada masing masing gelas gelas aqua yang telah dikondisikan berbeda tersebut.
Pada hari 1-11 perkaratan paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air di gelas gelas aqua yang terbuka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan Osaja atau H2O saja.
Dalam penelitian ini, saya menemukan sedikit ketidak sesuaian antara teori dan data yang saya peroleh.Ketidaksesuaian ini adalah tentang pengaruh asam terdapat korosi. Dalam teori disebutkan bahwa asam akan mempercepat korosi, akan tetapi pada pengamatan saya dari hari ke-1 hingga ke-11 menunjukkan bahwa paku yang direndam dalam air cuka (asam) justru tidak mengalami perkaratan sama sekali. Paku yang direndam dalam air cuka terlihat lebih bersih dari sebelum dilakukan perendaman dan terlihat semakin hitam dari hari ke hari.Hal ini jelas bertentangan dengan berbagai teori yang telah dikemukakandan hal itu sempat membuat saya berkesimpulan bahwa teori yang saya baca tentang pengaruh asam terhadap perkaratan tersebut adalah salah.
Hal ini membuat saya mengetahui bahwa asam akan sangat mempercepat korosi apabila ia telah berinteraksi dengan O2, dan akan mencegah korosi apabila ia tidak berinteraksi dengan O2.


H.  Kesimpulan
1.      Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.
2.      Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :
  Oksigen
  Air
  Keektrolitan larutan
  Permukaan logam
  Sel elektrokimia


3 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih, sangatt membantu banget����

Dasar Desain Grafis mengatakan...

GANGGU TULISAN YANG BERGERAKNYA

Anonim mengatakan...

Play the latest casino site
Play Online Slots For Real luckyclub Money. The main advantage of the new casino site is that you can access all the exciting and best slot machines online. You don't need

Posting Komentar