A.
Judul
Percobaan Korosi Pada Logam ( Paku )
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi dan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempercepat korosi
C.
Landasan Teori
Menurut
Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia
dan hanya menyerang logam,Korosi adalah teroksidasinya suatu logam.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam
karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan
rumus Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan
termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak
sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi
bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi
merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)
↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V
Elektron
yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g)
+ 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
atau
O2(g)
+ 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion
besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 .
xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan
air.
a. Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena
korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat membahayakan
kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa
karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai
alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa
dilakukan dengan cara berikut.
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang
sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi
dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang
terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih
negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2) Proses katode
pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan
menempatkan besi sebagai katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi
dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah
kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari
besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa
digunakan karena kedua logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang
terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan
cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk
dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa
digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling sesuai
untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak
sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak
sebagai katode tidak mengalami korosi.
. Pada proses
korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah
bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya : Fe
→ 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan
melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal pada logam.
Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e- yang
tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan
H2O.
O2 +
H2O + 4e- —–> 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di
anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2.
Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.
Reaksi perkaratan besi
a.
|
Anoda: Fe(s) → Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- →
H2
2 H2O + O2 + 4e- →
4OH-
|
b.
|
2H+ + 2H2O + O2 +
3Fe → 3Fe2+ + 4OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di
udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
|
Penyebab Korosi
Faktor yang
berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
senyawa an-organik maupun organik.
Faktor yang
mempengaruhi Korosi :
Korosi pada
permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Oksigen
terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses
korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat
padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus
listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan
untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka
kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan
Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan
alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
4. Temperatur →
makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya
temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe
logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang
mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran
listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan
isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda,
sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat
melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari
sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini
menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t
e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka
akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S),
selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara
berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida,
Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–)
oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi
bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi.
Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.
D. Alat
dan Bahan
1. gelas
gelas aqua gelas aqua sebanyak 8 buah
2. paku
besi yang tidak berkarat sebanyak 8 buah.
3. Plastik
bening dan karet gelang
4. Air
5. Larutan
garam (NaCl)
6. Larutan
cuka (HCl)
E. Cara kerja
1.
Menyusun rangkaian percobaan dengan 8 buah gelas
gelas aqua gelas aqua seperti berikut :
v
4 buah gelas gelas aqua gelas aqua terbuka ,
masing-masing berisi :
·
Gelas gelas aqua ke 1 : paku
·
Gelas gelas aqua ke 2 : paku + air
·
Gelas gelas aqua ke 3 : larutan NaCl + paku
·
Gelas gelas aqua ke 4 : larutan cuka (HCl) +
paku
v
4 gelas gelas aqua tertutup masing-masing berisi
:
·
Gelas gelas aqua ke 1 : paku
·
Gelas gelas aqua ke 2 : paku + air
·
Gelas gelas aqua ke 3 : paku + larutan garam (NaCl)
·
Gelas gelas aqua ke 4 : paku + larutan cuka (HCl)
2.
Mengamati keadaan paku setiap hari selama 14
hari
3.
Mencatat setiap perubahan yang terjadi
F.
Hasil
Agua
|
Keterangan
|
A
|
Paku
diletakkan di dalam gelas aqua terbuka (tanpa air)
|
B
|
Paku
diletakkan di dalam gelas aqua terbuka berisi air dan paku dibiarkan
tenggelam sepenuhnya.
|
C
|
Paku
diletakkan di dalam gelas aqua terbuka berisi air, tetapi posisi paku diatur
sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
|
D
|
Paku
diletakkan dalam gelas aqua terbuka berisi larutan cuka (CH3COO),
dan paku dibiarkan dalam keadaan tenggelam
|
E
|
Paku
diletakkan dalam gelas aqua kosong yang tertutup
|
F
|
Paku
diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi air dan paku dibiarkan tenggelam.
|
G
|
Paku
diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi air, akan tetapi posisi paku
diatur sedemikian rupa sehingga paku hanya terendam sebagian.
|
H
|
Paku
diletakkan dalam gelas aqua tertutup berisi larutan cuka (CH3COO)
|
HARI KE-1 Sabtu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Tidak terjadi perkaratan pada paku. Tidak terjadi perubahan apapun.
|
A. B
|
Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku dan
sebagian lagi larut dalam air. Warna air mulai berubah menjadi kuning
kecoklatan.
|
A. C
|
Mulai terjadi perkaratan pada bagian yang terendam air, sedangkan
bagian yang tidak terendam masih dalam kondisi awalnya. Air mulai berubah
menjadi kekuningan
|
A. D
|
Tidak terjadi perkaratan. Air cuka masih dalam keadaan bening.
|
A. E
|
Tidak terjadi perkaratan. Paku masih dalam kondisi awalnya.
|
A. F
|
Mulai terjadi perkaratan. Sebagian karat menempel pada paku, dan
sebagian lagi larut dalam air. Air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan,
tetapi warna air lebih muda jika dibandingkan dengan gelas aqua B
|
A. G
|
Terjadi sedikit perkaratan pada bagian yang terendam. Air berubah
menjadi bening, tetapi warna air tersebut lebih muda jika dibandingkan gelang
gelas aqua C.
|
A. H
|
Tidak terjadi perkaratan. Paku terlihat sangat bersih dan seperti baru.
Paku terlihat lebih bersih daripada paku pada paku pada gelas aqua D.
|
HARI KE-2 Minggu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Tidak mengamati karena
hari libur
|
A. B
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. C
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. D
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. E
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. F
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. G
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. H
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
HARI KE- 3 Senin
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Bercak-bercak karat mulai terlihat semakin jelas pada paku.
|
A. B
|
Warna air semakin coklat. Karat pada paku semakin banyak. Terlihat
sedikit endapan karat pada dasar gelas aqua.
|
A. C
|
Pada bagian yang terendam karat semakin banyak dan warna air terlihat
semakin tua karena karat yang larut dalam air semakin banyak. Pada bagian
yang tidak terendam mulai tampak sedikit bercak-bercak karat.
|
A. D
|
Paku terlihat semakin bersih dan warnanya terlihat sedikit mengalami
penuaan (menjadi abu-abu kehitaman).
|
A. E
|
Bercak-bercak karat mulai tampak jelas pada paku.
|
A. F
|
Karat semakin bertambah banyak. Karat yang larut di dalam air juga
semakin banyak. Warna air semakin tua dan terlihat sedikit endapan karat pada
dasar gelas aqua.
|
A. G
|
Bagian yang tidak terendam sudah mulai mengalami sedikit perkaratan.
Pada bagian yang terendam, karat semakin banyak sehingga menyebabkan air
semakin berwarna coklat.
|
A. H
|
Paku terlihat semakin bersih dan menghitam.
|
HARI KE- 4 Selasa
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat mulai menyebar hampir keseluruh bagian paku, tetapi masih berupa
bercak-bercak.
|
A. B
|
Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat. Endapan karat di dasar gelas
gelas aqua mulai bertambah.
|
A. C
|
Karat yang menempel pada paku yang terendam maupun karat yang larut
dalam air semakin bertambah banyak. Warna air semakin mencoklat. Pada bagian
yang tidak terendam pertambahan karat juga terjadi.
|
A. D
|
Paku terlihat semakin hitam dan bersih. Tak ada ditemukan karat.
|
A. E
|
Karat bertambah banyak dan menyebar keseluruh bagian paku. Namun tidak
terlalu jelas terlihat karena masih berupa bercak-bercak.
|
A. F
|
Air semakin coklat dan terlihat mulai memekat. Endapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
|
A. G
|
Pada bagian yang tidak terendam karat mulai semakin tampak. Pada bagian
yang terendam karat semakin banyak dan karat yang larut dalam air pun juga
semakin banyak, mulai terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas aqua.
|
A. H
|
Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat.
|
HARI KE- 5 Rabu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat terlihat semakin jelas dan semakin banyak
|
A. B
|
Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai terlihat memekat.
endapan pada dasar gelas aqua semakin banyak.
|
A. C
|
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air mulai sedikit memekat. Warna air semakin coklat.
Endapan pada dasar gelas aqua sudah terlihat.
|
A. D
|
Paku semakin menghitam. Tidak ditemukan adanya karat. Air cuka tetap
bening.
|
A. E
|
Karat mulai bertambah dan terlihat semakin jelas.
|
A. F
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat. Air mulai
terlihat memekat. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah.
|
A. G
|
Pertambaha karat terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin coklat dan endapan pada dasar gelas gelas aqua mulai
semakin tampak. Air mulai sedikit memekat.
|
A. H
|
Paku terlihat makin hitam. Tak ada karat.
|
HARI KE- 6 Sayas
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat semakin banyak
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air mulai
terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
|
A. C
|
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air mulai semakin memekat. Warna air semakin coklat dan
terlihat kotor. Endapan pada dasar gelas aqua mulai bertambah.
|
A. D
|
Paku semakin menghitam dan bertambah bersih
|
A. E
|
Karat semakin jelas dan bertambah pada seluruh bagian paku
|
A. F
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat
kotor. Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah.
|
A. G
|
Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam. Air semakin coklat. Endapan juga terlihat semakin banyak. Air
memekat.
|
A. H
|
Paku terlihat semain bersih dan semakin hitam.
|
HARI KE- 7 Jum’at
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat terlihat semakin banyak pada seluruh permukaan paku, tetapi karat
yang terbentuk ini masih berupa lapisan tipis.
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak dan warna air semakin coklat serta air
mulai terlihat semakin memekat. Andapan pada dasar gelas aqua juga semakin banyak.
|
A. C
|
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak. Air semakin memekat. Warna air semakin coklat dan tampak
kotor. Endapan pada dasar gelas aqua
semakin bertambah.
|
A. D
|
Paku terlihat semakin bersih dan warnanya juga menjadi semakin hitam
|
A. E
|
Paku semakin terlihat jelas dan juga bertambah banyak.
|
A. F
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan terlihat
kotor. Air mulai memekat. Endapan pada dasar gelas gelas aqua semakin
bertambah.
|
A. G
|
Perkaratan semakin bertambah pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam. Air semakin coklat dan nampak kotor. Endapan juga terlihat
semakin banyak. Air semakin pekat.
|
A. H
|
Paku mengitam dan tak ditemukan karat.
|
HARI KE- 8 Sabtu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat terlihat semakin banyak dan membentuk lapisan yang cukup tebal
pada beberapa bagian paku
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat dan air
semakin pekat. Endapan karat pada dasar gelas gelas aqua juga bertambah
tebal.
|
A. C
|
Karat pada bagian yang terendam maupun yang tidak terendam semakin
bertambah banyak dari hari sebelumnya. Air terlihat semakin pekat. Warna air
semakin coklat dan tampak kotor. Endapan pada dasar gelas aqua semakin bertambah banyak
dan tebal.
|
A. D
|
Warna paku terlihat semakin hitam dari hari sebelumnya. Tak ada karat.
|
A. E
|
Karat pada paku semakin banyak dan membentuk lapisan yang agak tebal
pada beberapa bagian paku
|
A. F
|
Karat semakin bertambah banyak pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam. Warna air semakin coklat dan kotor. Endapan karat
semakin banyak.
|
A. G
|
Perkaratan terjadi pada seluruh bagian paku, baik yang terendam maupun yang tidak terendam. Air semakin coklat, pekat dan tampak
kotor. Endapan semakin banyak.
|
A. H
|
Warna paku semakin hitam dan tak ada karat.
|
HARI KE- 9 Minggu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. B
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. C
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. D
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. E
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. F
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. G
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. H
|
Tidak mengamati karena
hari libur
|
HARI KE- 10 senin
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. B
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. C
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. D
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. E
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. F
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. G
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. H
|
Tidak mengamati karena
hari libur
|
HARI KE- 12 Selasa
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. B
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. C
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. D
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. E
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. F
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. G
|
Tidak mengamati karena hari libur
|
A. H
|
Tidak mengamati karena
hari libur
|
HARI KE- 12 Rabu
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat semakin bertambah, hampir meliputi seluruh permukaan paku dan
lapisan tipisnya juga sudah mulai mengalami penebalan.
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai
tanah, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan
menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas aqua.
|
A. C
|
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor.
|
A. D
|
Paku terlihat semakin hitam dan warna air cuka terlihat semakin kuning.
|
A. E
|
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa
lapisan tipis.
|
A. F
|
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku
terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan
sangat kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
|
A. G
|
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat,
bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah
pada dasar gelas gelas aqua.
|
A. H
|
Paku semakin hitam, dan air terus bertambah kuning.
|
HARI KE- 13 Sayas
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami
penebalan dan merata hampir ke seluruh permukaan paku.
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak. Warna air semakin coklat menyerupai
tanah, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor. Endapan
menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas gelas aqua.
|
A. C
|
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan kotor.
Endapan di dasar gelas gelas aqua juga semakin bertambah banyak.
|
A. D
|
Bagian paku yang muncul ke permukaan mengalami perkaratan yang sangat
cepat. Karat yang muncul berlapis lapis dan sangat tebal.
|
A. E
|
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa
lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
|
A. F
|
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air dan volume paku terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan
menyerupai air tanah dan sangat kotor. Endapan pada dasa juga semakin banyak.
|
A. G
|
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat,
bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah
pada dasar gelas gelas aqua.
|
A. H
|
Bagian yang muncul kepermukaan pada gelas gelas aqua ini juga mengalami
hal yang serupa dengan apa yang terjadi pada gelas aqua D. Karat mulai menjalar
keseluruh bagian paku termasuk ke bagian yang masih terendam.
|
HARI KE- 14 Jum’at
|
KEADAAN OBJEK
YANG DIAMATI
|
A. A
|
Karat semakin bertambah, lapisan tipisnya juga sudah mengalami
penebalan dan merata hampir ke seluruh permukaan paku.
|
A. B
|
Karat semakin bertambah banyak dan membentuk gumpalan-gumpalan padat.
Warna air semakin, air terlihat sangat pekat, dan terlihat sangat kotor.
Endapan menyerupai tanah pun juga semakin banyak pada dasar gelas aqua.
|
A. C
|
Perkaratan terus terjadi pada bagian yang terendam maupun yang tidak
terendam. Air semakin berwarna coklat seperti tanah, sangat pekat, dan sangat
kotor. Volume air terus berkurang dan hampir mengering. Endapan di dasar gelas
gelas aqua juga semakin bertambah banyak.
|
A. D
|
Karat yang sangat tebal terbetuk pada seluruh permukaan paku. Air cuka
berubah menjadi laruta. Karatnya jauh lebih kotor dibandingkan karat pada gelas
gelas aqua biasa berisi air.
|
A. E
|
Karat menutupi seluruh permukaan paku, tetapi kebanyakan masih berupa
lapisan tipis, hanya pada permukaan tertentu saja karat menebal.
|
A. F
|
Karat terus mengalami pertambahan sementara volume air da volume paku
terus mengalami pengurangan. Air semakin pekat dan menyerupai air tanah dan
sangat kotor. Endapan pada dasar gelas gelas aqua juga semakin banyak dan
memadat.
|
A. G
|
Perkaratan juga terus mengalami penambahan. Air semakin pekat,
bertambah coklat menyerupai air tanah dan terbentuk endapan seperti tanah
pada dasar gelas gelas aqua. Volume paku mengalami pengurangan.
|
A. H
|
Karat terus bertambah banyak dan terus menebal membentuk lapisan tebal
pada seluruh permukaan paku.
|
G. Pembahasan
Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda,
terutama logam yang disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam
tersebut dengan lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering terjadi adalah
perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya besi
bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang terhidrasi (Fe2O3.nH2)
. Proses perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu oksidasi besi
oleh oksigen yang berasal dari udara dan reduksi oksigen.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi :
1. Oksige
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi
pada bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka
semakin banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi besi
(logam) di dalamnya terjadi.
2. Air dan kelembaban udara
Seperti halnya oksigen, air
juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering logam (besi) terkena air,
maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan
uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi
besi. Dalam hal ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab)
akan mempercepat korosi.
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama
asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi logam. Sebagai
contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan yang
terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat
memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.
Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan
besi tersebut dan juga menyelidiki faktor-faktor (oksigen, air dan
keelektrolitan) yang
mempengaruhinya serta membuktikan kebenaran teori yang saya dapat, saya melakukan penelitian selama 14 hari dengan
membuat 8 kondisi berbeda pada masing masing gelas gelas aqua. Pengkondisian
tersebut adalah sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan
mengenai korosi. Saya menemukan bahwa dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Keberadaan oksigen (O2)
b) Keberadaan H2O
c) Keelektrolitan larutan
Pengaruh factor-faktor
tersebut saya simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan karat pada masing
masing gelas gelas aqua yang telah dikondisikan berbeda tersebut.
Pada hari 1-11 perkaratan
paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air di gelas gelas aqua yang
terbuka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan
lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2 saja
atau H2O saja.
Dalam penelitian ini, saya menemukan sedikit ketidak
sesuaian antara teori dan data yang saya peroleh.Ketidaksesuaian ini
adalah tentang pengaruh asam terdapat korosi. Dalam teori disebutkan bahwa asam
akan mempercepat korosi, akan tetapi pada pengamatan saya dari hari ke-1 hingga
ke-11 menunjukkan bahwa paku yang direndam dalam air cuka (asam) justru tidak
mengalami perkaratan sama sekali. Paku yang direndam dalam air cuka terlihat
lebih bersih dari sebelum dilakukan perendaman dan terlihat semakin hitam dari
hari ke hari.Hal ini jelas bertentangan dengan berbagai teori yang telah
dikemukakandan hal itu sempat membuat saya berkesimpulan bahwa teori yang saya baca tentang pengaruh asam
terhadap perkaratan tersebut adalah salah.
Hal ini membuat saya mengetahui bahwa asam akan
sangat mempercepat korosi apabila ia telah berinteraksi dengan O2, dan
akan mencegah korosi apabila ia tidak berinteraksi dengan O2.
H. Kesimpulan
1. Korosi adalah proses
suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga merupakan
reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam
atau logam karbonat.
2. Faktor yang menyebabkan
terjadinya korosi :
Oksigen
Air
Keektrolitan
larutan
Permukaan
logam
Sel
elektrokimia
3 komentar:
makasih, sangatt membantu banget����
GANGGU TULISAN YANG BERGERAKNYA
Play the latest casino site
Play Online Slots For Real luckyclub Money. The main advantage of the new casino site is that you can access all the exciting and best slot machines online. You don't need
Posting Komentar